Friday, December 17, 2010

kakak dan adik


Sebuah Kisah untuk kita renungkan dan jadikan motivasi.

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. ” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! “Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!

Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…” Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”

Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan
sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.

Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Bisakah kita memiliki jiwa besar seperti si adik yang seperti dalam cerita, … tapi bagaimanapun, yang namanya Saudara patut kita jaga dan kita hormati, apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apa arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan sodara dan keluarga kita

Thursday, December 16, 2010

Monday, December 6, 2010

HATI ....

Masinnya air laut tidak mempu menyerap dalam isi ikan ....
Tapi bila ikan itu mati , secubit garam mampu memasikannya ....

Begitu juga dengan HATI ,
HATI yang hidup sukar dinodai ...
TAPI bila HATI itu mati , Mudahnya di pengaruhi ...

MOGA ALLAH MEMPELIHARA HATI KITA AGAR SUBUR DENGAN SIRAMAM AL-QURAN DAN AS-SUNNAH ....

Friday, December 3, 2010

Cantiknya Wanita ....

Cantiknya seorang wanita itu ,
sebagai golis bukan kerana merah kilau lipstik
pada bibir mekar senyuman kosmetik ....


cantiknya seorang wanita itu sebagai remaja
tidak pada kulit mulus menggebu terdedah...


Cantiknya seorang wanita itu ,
sebagai anak tidak menjerat diri pada kedurhakaan ...


Cantiknya seorang wanita itu sebagai
isteri merempuh badai di sisi suami ....


Cantiknya seeorang wanita itu sebagamana
menjauhi persekongkolan ipar lamai ...


Cantiknya seorang wanita itu seperti mana membuai anak
ketika suami nyenyak dibuai mimpi ....


Cantik seorang wanita itu sebagai mentua
telus hati menagih kasih setara pada semua ....


Cantik seorang wanita itu sebagai nenek menjaring
teladan para ambia buat cucu cicit ....


Cantiknay seorang wanita sebagaimana warga tua
menghitung hari dengan selambar mashaf....

Wednesday, December 1, 2010

couple n frends ????/

ayat yg selalu kita dengar :

she's / he's
ex-gf / ex-bf

perkataan yang selalu kita heppy :

I LOVE U
I MISS U

benda yang selalu tipu kita :

CINTA MONYET

yang selalu buat kita tension :

RESULT TERUK

yang selalu wt kita tak tentu arah :

CLASH

yang susah kita jumpa :

TRUE LOVE

TAPI ada benda yang selalu kita dengar :

KAWAN

TAPI jarang kita jumpa :

KAWAN SEJATI

DAN 1 ayat kita x akan pernah dengar :

' Dia 2 ex-kawan '

" Dia 2 ex-kawan aku "

coz once a frend , 4Ever A friend .....

NO COUPLE buT FRIENDS .......

no CPLE , no cRY , No CLASH !!!

Sunday, February 28, 2010

Segala-galanya sudah berakhir

Hidup ini hanya sekejap,
Dunia ini hanya tempat persinggahan bagi para musafir menuju ke Padang Mashyar,
Di dunia,para mesafir mengutip amalannya buat bekalan untuk meneruskan perjalanannya,
Adakah cukup bekalan yang kita bawa bertemu Yang Maha Esa?????
Pernahkah kita berfikir perkara itu?????

Seorang lelaki Alim hidup 500 tahun..
sepanjang hayatnya dia melakukan amal ibaadat..
Allah tlh masukkan lelaki itu ke Syurga dgn Rahmat-NYA tetapi bukan dgn amal ibadat..
lelaki itu tidak mahu masuk Syurga dgn Rahmat ALLAH..dia ingin masuk dgn amalannya..
Allah pon timbang amalnya,,
amalannya yg 500 tahun itu mampu membayar sebiji mata sahaja,,,,
ia tidak mencukupi untuk membayar seluruh nikmat ALLAH,,,
akhirnya lelaki itu masuk Syurga dgn Rahmat ALLAH....

Adakah hidup kita dipenuhi dgn Pahala???????
Tentu sekali tidak......

Renungkanlah untuk muhasabah diri kita......

Saturday, February 27, 2010

Penyakit,,oh penyakit....

Mari saya ajak diri dan semua untuk menelusi satu definisi sebenar bagi PENYAKIT.Supaya ia dapat diterjemahkan sebagai pengajaran.Biasanya apabila sakit, maka segeralah kita akan mencari doktor atau bomoh untuk mendapatkan rawatan kan?Tapi bagaimana jika jiwa kita yang sakit?Yang mana kalau dapat dirasai kesakitannya,nescaya lebih sakit dari semua penyakit di muka bumi ini seperti HIV,AIDS,H1N1 dan lain-lain.


Penyakit-penyakit yang biasa terdapat dalam jiwa manusia adalah seperti berikut:

1. Mensyirikkan Allah SWT.

2. Melakukan amalan yang berdosa kepada Allah SWT.

3. Lalai terhadap tugas yang dipertanggungjawabkan Allah SWT kepada hamba yang Muslim.

4. Menghina dan memandang kecil kepada orang yang dikasihi dan disokong Allah SWT.

5. Meninggalkan keputusan Allah SWT dalam kehidupan, sebaliknya mengambil keputusan yang lain.

Dalam realiti kini, segala ketentuan dan ketetapan Allah SWT dipandang tidak baik dan tidak diredhai oleh manusia. Manusia tidak memberi harga dan nilai kepada kehendak Allah SWT. Manusia memandang sepi terhadap ketetapan Allah SWT.

Mungkin terdapat segelintir manusia daripada umat ini yang memandang berat, mulia, tinggi dan agung dengan keputusan Allah SWT. Tetapi umumnya apabila dikemukakan keputusan Allah SWT maka dirasakan menjatuhkan maruah, seterusnya bersikap tidak mempedu­likan dan tidak mengendahkan keputusan tersebut. Inilah penyakit jiwa.

6. Tidak merujuk kepada Allah SWT, sebaliknya mengambil rujukan yang lain dalam permasalahan hidup meliputi di bidang ilmu penge­tahuan, sistem, peraturan dan sebagainya.

7. Tidak bergantung harap kepada Allah SWT, sebaliknya bergantung harap kepada ilah-ilah selain Allah SWT.

Apabila manusia tidak merujuk kepada Allah SWT, maka sudah tentu tiada lagi pergantungan kepada Allah SWT. Hakikat ini dinilai berasaskan praktik hidup manusia hari ini, meskipun dari segi dakwaan sememangnya mereka mengakui merujuk dan bergantung Allah SWT. Inilah yang sedang nyata berlaku.

8. Mencurigai, syak dan sangsi kepada janji-janji dan ingatan-ingatan Allah SWT.

Allah SWT memberitahu orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal saleh akan janji syurga. Allah juga memberitahu orang-orang yang menentang-Nya akan janji azab neraka. Namun dalam perlaksanaan hidup manusia kini, ramai merasa syak dan sangsi terhadap janji-janji Allah SWT.

Jika manusia yakin akan janji-janji itu, sudah tentu realiti manusia berbeza daripada apa yang ada sekarang. Kini secara meluas manusia berasa curiga dan syak dengan janji-janji dan ingatan-ingatan Allah SWT.

Itulah perkara-perkara atau sebab-sebab yang membawa penyakit kepada jiwa manusia.


UBAT YANG MUJARAB

Tidak ada ubat bagi mengubati penyakit-penyakit itu melainkan ubat yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Janganlah berusaha mencari ubat-ubat yang lain. Tidak akan sembuh penyakit-penyakit itu melainkan dengan ubat yang telah digunakan oleh Baginda SAW.

Untuk mengubati sesuatu penyakit, perlu terlebih dahulu kita melihat jenis penyakit tersebut. Ubat yang mujarab ialah apa yang berlawanan dengan penyakit yang menyerang manusia.

1. Jika penyakit itu ialah mensyirikkan Allah SWT, maka ubatnya ialah mentauhidkan Allah SWT.

2. Jika penyakit itu ialah melakukan amalan berdosa, ubatnya ialah meninggalkan amalan itu dan bertaubat kepada Allah SWT.

3. Jika penyakit itu ialah lalai dengan tanggungjawab yang diber­ikan Allah SWT, ubatnya ialah menyedari akan tanggungjawab terse­but.

4. Jika penyakit itu ialah membenci dan memandang kecil terhadap perkara yang disukai Allah SWT, ubatnya ialah perlu mengambil berat, suka, redha dan cinta terhadapnya.

5. Jika penyakit itu ialah merujuk kepada selain daripada Allah SWT, ubatnya ialah kembali merujuk kepada Allah SWT dalam semua hal kehidupan.

Manusia perlu faham dan sedar bahawa setiap detik kehidupan boleh terlepas daripada keputusan Allah SWT. Segala-galanya perlu dirujuk dan dikembalikan kepada keputusan Allah SWT. iaitu meru­juk dan kembali kepada syarak atau Islam sahaja.

6. Jika penyakit itu ialah memandang kecil dan hina terhadap nilai-nilai Allah SWT, ubatnya ialah kembali menilai dengan tinggi, agung dan baik akan nilai-nilai Allah SWT. Manusia harus diberi kefahaman sebenar terhadap nilai-nilai Allah SWT dan ditarbiyyah. Dengan cara ini barulah penyakit tersebut dapat sembuh.

wanita muslimah

Kecantikan wanita bukan pada wajahnya,tapi pada AKHLAK & IMANnya.

Keindahan wanita bukan pada kekayaan hiasan mas permata tapi pada kemahiran ilmu menghias hariannya.

Lembut manja wanita bukan pengoda bahkan menjadi pendorong dan pendokong lelaki MUSLIM menegakkan ISLAM & menghidupkan SUNNAH setiap masa....



Inilah wanita muslimah,,,

Jika wanita hendak suami yg soleh,,,wanita mesti solehah,,,

itulah janji ALLAH kpd sesiapa yg mengehendak baik,,,,

Thursday, February 25, 2010

Hati ku terdetik sayu bila baca kisah dibawah ini..... lebih-lebih lagi
tarikh yang tercatat 18/8/99 iaitu hari Rabu bukannya sabtu..... pastinya
aku tak lupa tarikh itu.... dimana tarikh itu lah aku menjadi anak yatim
piatu.... Setahun telah berlalu membawa memori semalam.... Tahun ini buat
pertama kali dalam hidup ku... aku menyambut kedatangan syawal tanpa mencium
tangan ibu ku.... Ayah pergi ketika aku berusia 8 bulan dan tentunya aku tak
pernah kenal kasih ayah.... bagiku ibu adalah segalanya.... Ia cukup tabah
membesarkan aku enam beradik.....
Sebagai anak bongsu tentu sekali aku cukup manja dan disayangi...
Tanggal 18/8/99 memalit memori tanpa ku duga kepulangan ku kekampung kerana
cuti sakit bakal menemukan aku dengan mu untuk saat yang terakhir.....
sengaja aku minta Uda agar tidak memberi tau mu bahawa aku dimasukkan ke
hospital kerna sakit batu karang....
Kepulangan ku disambut dengan mesra oleh mu.....
Selepas makan tengahari pada hari tersebut aku lihat kau termenung dipintu
rumah memandang tingkap terdetik dihati untuk bertanya apa yang kau
fikirkan bu.... tapi tak terkeluar ungkapan itu...... semasa makan tengahari
suasana amat meriah bila kau berlumba-lumba menyuap nasi dengan anak-anak
buah ku yang memang manjadi penawar sepi mu......
Petang itu aku dan kawan-kawan pergi menjala ikan tilapia di Tanjung Tualang
untuk dibuat bakar dan dimakan beramai-ramai seperti yang selalu kami
lakukan.....kami pulang agak lewat... pukul 8.00 baru kami sampai waktu itu
kau tinggalkan hidangan makan malam untuk melihat ikan yang kami bawa....
kau begitu sibuk menyuruh kawan-kawan ku makan dan mandi untuk membersihkan
diri.... Kau juga sibuk menyiapkan pisau dan besen untuk kami menyiang ikan
tersebut agar dapat segera dibakar.... aku mengambil pisau dan mula
menyiang ikan tersebut serta mak chu menolong aku membersihkan ikan
sementara kawan ku menyediakan api..... kau juga membantu aku menyiang
ikan.......... disinilah mulanya perubahan sikapmu yang amat ketara.... kau
memilih ikan yang kecil dan ikan yang disiang kau lemparkan didepan ku tanpa
memasukkannya kedalam besen.... hati ku tertanya kenapa kau bersikap
demikian..... aku buat tak tahu... kawan ku juga perasan apa yang
berlaku.... seperti aku mereka hanyan menelan segala pertanyaan
tersebut.......
Aku terdengar kau memanggil nama Uda dari dalam rumah.... aku sendiri tidak
sedar bila kau masuk kedalam.... waktu itu kawan ku pulang kerumah mereka
untuk mandi..... aku nyatakan pada Uda... mak panggil .. mungkin ada orang
call.... tapi aku sendiri tidak mendegar sebarang panggilan telefon....
Beberapa saat bila Uda masuk aku terdengar suara Uda memanggil nama ku dan
Abg Uda dalam nada cemas.... aku meluru masuk bersama mka chu dan abang
Uda.....
Ya Allah... aku lihat kau baring atas tikar siap dengan bantal..... ketika
Uda masuk dia sempat bertanya kenapa... kau katakan dadamu sakit....... aku
meluru mendapatkan mu.... ku urut dadamu dan mak chu mengurut perutmu yang
keras...... ku tanya dah makan ubat penahan sakit... kau mengangkat lidah mu
dan aku lihat masih terdapat ubat disitu..... aku angkat kepala mu atas
ribaan ku... peluh membasahi dahimu... aku sapu peluh itu dimasa yang sama
aku tak henti-henti mengajarmu mengucapkan kalimah laillah haillallah....
pada ketika itu kau tidak mampu untuk berkata-kata hanya lidah mu yang
bergerak... Ketika menahan kesakitan yang amat kau mengiringkan tubuh mu
kekiri.... kemudian kembali kekanan... saat itulah..... matamu menatap wajah
ku bersama kalimah Allah..... pandangan kita bersatu.... sinar matamu makin
lama-makin pudar..... tubuh mu kebiruan.... airmata tak mampu ku tahan
lagi....... kepeluk tubuh mu yang lesu.... abang Uda mencadangkan untuk
membawamu ke hospital.... aku hanya akur walaupun aku tahu ianya tak memberi
erti lagi.... hanya yang adalah sisa nadi dihalkum mu......
Sepanjang jalan ke hospital aku tak henti-henti memangil nama mak....mak....
mak.... ketika hampir memasuki hospital aku dengar nafasmu yang
terakhir..... aku menangis sepuasnya... sampai dihospital aku rasakan ingin
berpatah balik... tapi untuk kepastian aku merelakan kau diusung kebilik
kecemasan.... doktor berusaha merawat mu.... dan dia mengatakan kau telah
pergi...... buat selamanya.... tubuhmu yang membiru kembali berdarah semula
dan...... buih putih keluar dari mulut dan hidungmu...... aku rasakan kaki
terapung tidak memijak bumi..... Uda memelukmu sambil menangis dan makchu
terjelepuk atas kerusi..... aku meraung sepuasnya......
Aku menuntut jenazah mu...... dan sepanjang jalan didalam van jenazah aku
menangis dan membaca ayat-ayat suci untuk mu.... fikiranku kosong.....
Ketika jenazahmu dibawa kerumah aku sudah tak mampu untuk berdiri...
terpaksa aku dipapah naik...... Saat mengharukan bila Yeop, Nyah dan Kak La
amat terharu kerana kau tak sempat menatap anak nya yang sulung yang bakal
lahir bulan depan......... Abang Yang tentu tak menyangka kerana pukul 8.00
dia menelefonmu bersembang dan bergurau denganmu dan pukul 9.45 malam kau
telah pergi buat selamanya......
Sepanjang malam kami tidak tidur.... aku tatap wajah mu.... kau umpama lena
dibuai mimpi....... Pak Cik Aki datang membacakan Al-quran ... dia amat
terkejut kerana baru tadi petang kau kerumahnya mengaji.... itulah rutin
hidupmu.... yang tak pernah jemu... mengaji...
Pukul 11.00 pagi esoknya jenazah mu dimandikan.... maafkan aku bu... kerana
tidak berdaya mengangkat jenazah mu ketempat mandi.... aku rebah aku tak
berdaya... dan rebah...... wajahmu nampat berseri bila dipakaikan tutup
kepala.... kami anak -anakmu bergilir-gilir mencium pipimu.... terasa sejuk
sekali.....
Kami adik-beradik mengiringimu ketempat persemadianmu...
Perjalanan terakhir buat selamanya..... sayu,pilu dan airmata silih
berganti...... kau pergi mengiringi ayah bertemu Ilahi disaat kami dahagakan
kasihmu...... Kini setelah setahun kau pergi banyak perubahan terjadi....
rumah kita tempat kami bermanja terbiar sepi.... Uda kini tinggal di
Langkawi.... aku juga makin jarang pulang kekampung... bagiku tiada apa lagi
kecuali mak chu tempat kami menagih kasih..... halalkan susumu yang
membesarkan kami.....
Mak...... kesedihan ini tak berakhir disini..... aku bakal ditabalkan
sebagai raja sehari pada 3/9/2000 ini.... sesungguhnya hari yang
membahagiakan ini akan ku sambut tanpamu yang bergelar ibu.......
memang pedih... pastinya majlis itu tetap ku laksankan dikg. dirumah kita...
agar ia kembali segar walaupun untuk seketika....
Mak chu lah yang mengambil alih tempat mu menguruskan perkahwinan ku
dikampung..... Kalau kau masih ada tentu kau gembira untuk menerima
menantu.... dan pasti kau lebih gembira kerana dia adalah anak angkatmu....
yang turut mengiringimu ke perjalanan terakhir....Dia tak sempat menumpang
kasihmu sebagai menantu tapi dia bersyukur dapat belaian manja mu sebagai
ibu..........
Oh! ibu kau disiram bayu pagi.... kehilangan teras kini dan kesepian....
Tuhan yang Esa ampun kan dosa ibu.... tempatkan mereka diantara
kekasihmu........
Ya Allah... ampun ibu ku......
Al-fatihah buat mu.......

kecewa seorang ibu

ibu menitiskan air matanya,,
bila terkenang anaknya yg beliau syangi...
sebak di dada menahan kesedihan...
tetapi x tunjuk dgn riaksi memek muka atau perbuatannya..
baginya itu hanya dia dng ALLAH..
Ibu x prnah sesekali menunjukkan rasa kesal terhadap anak-anaknya..
tetapi si anak selalu melukakan hati si ibu,,
itulah ibu..
apabila dewasa,,anak2 hanya melihat pengorbanan ibu dgn sebelah mata,,bahkan tmpat ibu di rumah org2 tua..
itulah anak.....yg dulunya putih seperti kain...
apabila dewasa hatinya hitam bak arang...
kekecewaan ibu kita tidak mengetahui..
adakah kita pernah bertanya...

"IBU,,IBU MARAH DENGAN ANAK IBU KE"

jawapan ibu msti TIDAK....
itulah hati seorang ibu..

Renungkan

Mengapakah sekarang jawatan yg tinggi WANITA yang kuasai?????
Dimana semua lelaki2 di muka bumi ni,,,,
Ini kerana lelaki zaman sekarang sdh hancur.
lelaki zaman sekarang banyak mengusai penjara2,,pusat serenti,,sedangkan perempuan mengusai Universiti,Kolej2,,kerana wanita memiliki niat untuk berjaya.Lelaki hanya mampu melihat dengan mata tpi x mampu melihat dgn mata hati....

ADAKAH INI PETANDA KIAMAT?????

Tidak dinafikan lagi wanita semakin meningkat...
renungkanah....dimana pemimpin lelaki.....

sama-sama kita renungkan.......